Pengalaman Tidak Menyenangkan di Sekolah



Kesalahan


     

     Jika saya ditanya mengenai pengalaman buruk yang pernah saya alami, saya bingung akan menjawab apa. Tapi di sini saya akan menceritakan secara singkat pengalaman saya yang tidak menyenangkan.
          Manusia tidak ada yang sempurna, semua memiliki masa lalu dan masa depannya masing masing. Seperti kata pepatah, guru terbaik adalah pengalaman. Dan insha allah saya sudah belajar dari pengalaman pengalaman terutama pengalaman buruk.
          Entah sejak kapan saya memiliki sikap yang mudah berbohong. Mulai dari hal yang sepele, sampai hal yang besar. Berbohong agar tidak dimarahi orang tua, mencari perhatian, dan dibisikkan setan, mungkin itu alasannya.berikut ini adalah salah satu cerita tentang kebohongan saya
           Saat itu saya masih duduk di kelas 4 sd. Ada teman sekelas yang saya lupa namanya. Anggap saja namanya Aldo. Aldo terkenal sebagai anak yang sangat nakal. Tidak pernah mengerjakan pr, melawan kepada guru, dan kasar kepada teman. Teman dekat saya pun turut dikasarinya sampai menangis dan ingin pulang. Saya menjadi kesal melihatnya. Tapi saya tidak berani melawannya, sampai akhirnya ide kebohongan pun mucul di kepala. Sesampainya di rumah saya berbohong pada orang tua bahwa uang jajan saya dirampas oleh Aldo. Dan juga menceritakan sikap buruk Aldo di sekolah Mereka kesal mendengarnya dan ingin membicarakannya kepada wali kelas.
         “ Tiara nggak bohong kan? Kalau iya mama maafkan tiara tapi jangan diulangi lagi, tapi kalau enggak mama mau bicara sama wali kelas tiara besok.” Kata mama
          Saya terkejut mendengarnya. Tapi, untuk menutupi kebohongan pertama pasti ada kebohong kedua dan selanjutnya. Akhirnya saya menjawab bahwa saya nggak bohong.
          Keesokan harinya saat istirahat, orang tua saya datang ke sekolah. Mereka langsung pergi menuju kantor. Tak lama kemudian aldo dipanggil ke ruang BK melalui mic sekolah. Saya sangat gembira tanpa memikirkan apa yang telah saya lakukan, apakah itu salah ataukah benar. Yang saya pikirkan dendam saya sudah terbayarkan. Tak lama kemudian nama saya pun ikutan dipanggil. Saya tidak takut karena pasti orang lebih percaya pada saya , karena saya termasuk murid teladan di sekolah itu. Setibanya di ruang BK, saya melihat ada mama, ibu wali kelas, dan ibu BK, dan aldo yang sedang  menangis.
          “ beneran buk!!! Saya nggak merapas uang tiara, saya enggak pernah mencuri uang tiara buk!!!” teriak Aldo sambil diiringi isak tangis.
          Semua melihat ke arah saya. Seakan mengatakan “ kamu bohong ya?”. Seperti yang sudah saya katakan, untuk menutupi kebohongan pertama pasti ada kebohong kedua dan selanjutnya. Lalu saya tidak mau kalah.
          “kamu jangan bohong, kamu sediri yang diam diam mengambil di tas ku, untung aku lihat. Tapi kamu tetap tidak mau ngaku?”
          Setelah pembelaan dari kedua pihak. Entah berapa banyak kebohongan yang sudah saya sebut, dan berapa kali kebohongan itu saya ulang ulang. Saya tidak tahu apa yang dipikirkan ibu dan orang tua saya, yang pasti saya harus bisa membela diri saya. Dan sesuai dugaan, ibu dan orang tua saya lebih percaya kepada saya. Aldo dihukum atas perbuatan yang tidak dilakukannya. pada saat ini saya tidak merasa bahagia, saya lebih tidak tega melihat Aldo yang mendapat hukuman. Sejak saat itu Aldo sangat membenci saya dan tidak ingin berbicara apalagi mendekati saya. hati saya menjadi tidak tenang. Apapun yang saya lakukan saya menjadi ingat kesalahan itu, menfitnah lebih kejam daripada membunuh selalu, kalimat itu selalu terngiang di kepala saya
          Beberapa tahun kemudian saya tetap mengingat kejadian itu. Memang sudah terlambat, tapi daripada tidak sama sekali. Akhirnya saya memberanikan diri untuk meminta maaf kepada Aldo, saya tahu saya tidak akan dimaafkan tapi yang penting saya sudah mencoba. Namun tidak sesuai yang saya fikirkan, Aldo malah tertawa.
          “hahahaha!! Kamu masih mengingat kejadian itu? Ya, waktu itu aku sempat membencimu tapi semenjak hari itu aku sadar, seperti ini rasanya. Dan aku gak mau mengganggu teman teman ku lagi. Soal kamu meminta maaf, sudah lama aku memaafkanmu. Lain kali jangan ulangi lagi yaa, hahaha” Tawa Aldo
          Semua perasaan takut dan gelisah itu hilang semuanya dan saya tidak ingin melakukan hal itu lagi. Saya mencoba untuk lebih jujur. Sampai berbohong itu sudah tidak jadi kebiasaan lagi. Dah perasaan menjadi lebih tenang.

Komentar